Kamis, 16 Oktober 2014

TUGAS 1 : PENGERTIAN ETIKA



     Secara etimologi “etika”  berasal dari bahasa Yunani:
 “Ethos” (dalam bentuk tunggal), yang memiliki banyak arti:  tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang habitat; kebiasaan; adat; akhlak; watak; perasaan; sikap; cara berpikir.
  “ta etha” (dalam bentuk jamak), yang artinya adalah adat kebiasaan.

            Arti dari bentuk jamak ”ta etha” inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2011).

 Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), “etika” memiliki 3 arti:
§  Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
§  Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
§  Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Etika biasanya berkaitan erat dengan kata moral yang merupa­kan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghin­dari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral kurang lebih memiliki pengertian yang sama. Istilah lain yang iden­tik dengan etika, yaitu:
  Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su).
Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
ETIKA DAN ETIKET
Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut memiliki arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah lake sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan.
Menurut K.Bertens dari etika dan etiket adalah sama-sama mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu tentang bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan suatu perbuatan.
Selain persamaan tersebut, Bertens menyebutkan bahwa ada empat perbedaan antara etika dan etiket, yaitu:
  1. Etika memberi norma tentang suatu perbuatan, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan baik buruknya. Etiket menyangkut cara untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan.
  2. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan.
  3. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapat sanksi.Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya. 
  4. Berlakunya sebuah Etika tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang hadir. Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak berlaku.

            Dalam kehidupan sehari-hari, kita senantiasa memandang suatu keadaan/peristiwa yang terjadi dengan memasukkan unsur-unsur penilaian tentang baik buruk. Dengan demikian kita telah memasukkan etika dalam cara berpikir kita. Kita telah memasukkan unsur etis dalam setiap tutur kata kita sejalan dengan kebenaran yang dipahami. Etika merupakan refleksi ilmiah tentang tingkah laku manusia dari sudut norma-norma atau dari sudut baik dan buruk.
ETIKA DALAM DUNIA MODERN
            Setiap kelompok masyarakat mengenal nilai-nilai dan norma-norma etis. Norma-norma etis ini dapat bersumber dari agama, adat istiadat, maupun nasionalisme (kerangka hidup bersama dalam suatu negara). Etika yang didalamnya terkandung norma dan nilai kehidupan ini merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi situasi moral/masalah-masalah yang timbul seiring dengan modernisasi yang terjadi. Menurut Bertens, dalam dunia modern sekarang ini, ada 3 ciri situasi etis yang menonjol dalam kehidupan masyarakat, yaitu:
  1. Adanya pluralisme moral, dalam masyarakat yang berbeda terlihat norma/nilai yang berbeda pula. Pluralisme moral ini terutama dirasakan karena sekarang kita hidup dalam era komunikasi. Melalui media komunikasi modern, informasi dari seluruh dunia langsung memasuki rumah-rumah kita. Bersamaan dengan itu, suka tidak suka kita berkenalan dengan berbagai norma dan nilai dari masyarakat lain yang bisa jadi tidak sejalan dengan norma yang kita anut.
  2. Timbulnya masalah etis baru yang belum terduga sebelumnya, sebagai akibat semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada perkembangan ilmu-ilmu biomedis dapat diambil sebagai contoh adalah timbulnya manipulasi genetis khususnya manusia. Masih timbul polemik apakah percobaan kloning manusia dapat diterima ataukah tidak. Juga tentang reproduksi artifisial seperti: fertilisasi in vitro baik dengan donor atau pun tanpa donor, dengan ibu yang “menyewakan” rahimnya atau tidak.  Selanjutnya dalam perkembangan ilmu fisika nuklir, telah mulai dikembangkan senjata nuklir dan pembangkit tenaga listrik yang   beresiko tinggi. Demikian pula dengan perkembangan teknologi informasi yang yang memunculkan masalah moral yaitu tidak lagi terjaminnya privacy seseorang, dan munculnya hacker yang mebarkan virus komputer.
  3. Munculnya kepedulian etis yang universal. Kepedulian etis yang universal ini dilatarbelakangi oleh adanya kesadaran moral. Ungkapan kepedulian etis yang nyata adalah munculnya Deklarasi Universal tentang Hak-Hak Asasi Manusia yang diproklamasikan oleh PBB pada 10 Desember 1948. Deklarasi ini merupakan pernyataan hak yang pertama dalam sejarah, dan merupakan pernyataan pertama yang diterima secara global.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar